Wednesday, February 29, 2012

5 Disiplin salah





Kesalahan dalam menerapkan disiplin dapat membuat anak bersikap buruk. Hukuman, sering digunakan dalam menerapkan disiplin dan menjadi hal yang utama. Karenanya, pelajari 5 kesalahan berikut agar Anda tidak melakukannya.



1. Menyuap. Jangan memberikan hadiah kepada anak  sambil meminta dia berjanji untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak  Anda inginkan. Misalnya, “Ibu nggak kasih kamu hadiah kalau mengganggu adik. Janji nggak ganggu adik. Ibu sudah siapkan hadiahnya lho.” Ini artinya Anda menyuap. Dengan menyuap, Anda mengondisikan anak untuk mau melakukan sesuatu hanya karena  mendapat hadiah. Anda mengondisikan anak untuk melakukan sesuatu bukan  karena dorongan kesadaran dari dalam dirinya sendiri. Menyuap anak hanya akan menghentikan kebiasaan buruknya saat itu saja, tapi tidak mengajarkan pemahaman kepada anak bahwa memukul  adalah sikap buruk. Sebaiknya berikan hadiah kepada anak sebagai bentuk penghargaan atas prestasi yang berhasil dicapainya. Misalnya, berikan dua jempol “hebat” karena anak tidak mengganggu adiknya selama di mobil menuju mal. Atau terapkan akumulasi perilaku baik dengan hadiah stiker setiap kali anak berhasil tidak menyakiti adiknya. Kumpulkan stiker, tukar stiker ini dengan mainan atau buku di akhir minggu. Jelaskan kepada anak mengapa Anda memberikan hadiah di akhir minggu ini. 



2. Berbohong. Anda mungkin pernah menghadapi rengekan anak, sementara  terburu-buru harus ke kantor karena ada rapat penting dengan klien. Ketika anak tahu Anda hendak pergi, dia mulai meraung-raung. ‘Jurus’ bohong biasanya dipilih orang tua agar masalah segera selesai. “Mama harus pergi menolong teman Mama karena di rumahnya ada harimau besar!” Cara  ini memang berhasil membuat anak Anda mengurungkan niat kerasnya untuk ikut bersama Anda saat itu. Tapi Anda  tidak mengajarkan pemahaman kepadanya tentang sikap yang benar saat ditinggal pergi orang tua. Berbohong juga akan membuat anak kehilangan kepercayaan pada Anda, dan secara tidak langsung mengajarkan anak untuk melakukan hal yang sama terhadap Anda. Sebaiknya katakan pada anak bahwa Anda tahu dia sedih dan takut Anda tinggal. Anda pun merasa sedih dan akan merindukan dia seharian di kantor. Tapi, Anda pasti akan pulang dalam beberapa jam lagi setelah pekerjaan Anda di kantor beres, dan dia bisa bermain bersama Anda sepuasnya. 



3. Boleh Melanggar. Membiarkan anak melakukan suatu  yang dilarang, pasti akan menggagalkan upaya Anda  menanamkan disiplin. Sebab, anak bukan hanya menjadi bingung, tapi dia akan menjadi tidak segan dan tidak patuh lagi kepada Anda. Membiarkan anak melanggar aturan, akan menyulitkan Anda untuk menegakkan wibawa dan sulit menanamkan disiplin. Sebaiknya bersikaplah konsisten terhadap aturan yang sudah dibuat untuk disepakati bersama. Sebagai orang tua Anda  adalah guru dan panduan bagi anak Anda selama di rumah.  Berusahalah untuk selalu menjadi model yang baik  di mata anak. 



4. Mengancam dan  memarahi. Mengancam anak  saat dia tidak mau menuruti perkataan,  bukan cara yang tepat. “Kalau kamu main terus, nggak mau tidur, boneka Stich-mu Bunda buang ya.”  Mengancam tapi kemudian Anda tidak sungguh-sungguh membuang boneka kesayangannya, akan membuat anak merasa dibohongi. Lain kali bila melanggar disiplin, anak yakin bahwa Anda tidak akan menghukumnya.  Penanaman disiplin dengan cara  ini akan gagal! Sebaiknya beri anak peringatan secara bertahap ketika melanggar disiplin. Ketika dia tidak mempan dengan peringatan-peringatan Anda, berikan hukuman misalnya jangan ijinkan dia menonton film kesukaannya.  Anda juga perlu maafkan bila anak sesekali melanggar disiplin  karena dia sedang belajar untuk mengendalikan diri. Daripada memarahi, lebih baik  tunjukkan contoh sikap yang benar dan yang seharusnya dilakukan oleh anak sewaktu berada dalam situasi tersebut. Tanamkan disiplin dengan menunjukkan contoh secara berulang-ulang. Begitulah cara anak belajar.



5. Membuat target terlalu tinggi. Menuntut anak untuk bisa menjalani disiplin dengan sempurna, perlu Anda hindari. Menuntut anak berjalan dengan tenang mengikuti Anda memilih belanjaan, jelas tidak mungkin. Pada balita, kemampuan untuk mengendalikan rangsang dan belajar aturan sosial belum berkembang sepenuhnya. Sebaiknya pahami situasi dari sudut pandang anak. Misalnya, ketika mengajaknya belanja ke super market, selang 30 menit, mampirlah ke rak mainan anak-anak dan biarkan anak bermain sejenak di situ. Lanjutkan kembali kegiatan belanja Anda , kemudian ajaklah anak makan es krim atau makan kue. Bila dia bosan dan kemudian rewel,  beri dia pengertian bahwa Anda masih perlu mengambil barang belanjaan, setelah itu dia boleh pilih 1 mainan untuk dibawa pulang. 



Source: AyahBunda


*Still learn for those things*

Monday, February 27, 2012

Activity: Go fishing

Seperti biasa, waktu blog walking cari-cari ide aktivitas untuk Vino, ketemulah permainan 'memancing' ini (thanks to Ari Widjanarko-TUMblers). Idenya adalah membuat ikan-ikan dan dikembangkan ke alfabet (karena aku mau mengenalkan huruf ke Vino). Ditambah dengan berbagai bentuk yang Vino sudah tahu. Ikan dan teman-temannya itulah yang akan dipancing dengan alat pancing yang sangat-sangat sederhana...hehehe...


So, let's get started!

Bahan:
  • kartu ucapan yang sudah tidak terpakai/bahan kertas lain yang agak tebal. 
  • alat mewarna
  • gunting
  • 2 sumpit
  • 2 magnet
  • benang (aku pakai benang kasur boleh juga benang wool)
  • isolasi
  • staples



Cara:
  • gambar model yang akan digunting. misalnya huruf, ikan, ocotopus, doggie, mobil, dll seusia selera (tips: sebaiknya pola tidak terlalu besar supaya magnetnya kuat menarik)
  • ajak anak anda untuk mewarnai. kalau belum bisa mewarna, seperti Vino lebih baik Anda warnai dahulu
  • gunting sesuai pola
  • jepret dengan staples 2-3 kali supaya bisa ditarik magnet

Membuat pancing:
- hubungkan ujung sumpit dan magnet dengan benang (aku perkuat dengan isolasi). 
- sesuaikan panjang tali

pola



pola sudah digunting dan distaples, beserta pancingnya

ready to play

Behind the scenes:
Awalnya waktu proses membuat Vino suka bertanya-tanya "Apa hayoo??" Waktu sudah jadipun antusias untuk bermain. Tapi dia lebih tertarik untuk memancing daripada mengenali object-nya.
Siang ini waktu bermain lagi, dia lebih suka memancing wadahnya coz magnet cukup kuat buat menarik wadah...weleh....welehhh....Ntar bakal dicobain lagi deeh ;)

Ayo selesaikan tantrum sejak dini


Orangtua yang (pernah) memiliki anak berusia 0-3 tahun tentunya tak asing dengan perilaku ngambek, menangis, menjerit, bahkan memukul saat permintaan atau keinginan anak tidak kita penuhi. Ini rupanya merupakan hal yang terbilang wajar karena pada usia tersebut, anak sedang berada pada proses mengenal dan belajar menghadapi kekecewaan. Kalau begitu, apa yang melatarbelakangi timbulnya luapan emosi tersebut dan bagaimana mengatasinya?
Menurut Toge Aprilianto, temper tantrum atau yang kerap disingkat ‘tantrum’ sebenarnya merupakan cetusan atau letupan emosi yang tampil dalam bentuk perilaku agresif tak terkendali. Tantrum biasanya muncul saat terjadi situasi yang secara emosi mengecewakan, misalnya saat anak gagal mendapat apa yang ia inginkan atau saat permintaan anak ditolak oleh orangtua.
Letupan emosi saat berhadapan dengan situasi yang tak sesuai harapan ini dapat ditampilkan secara agresif terhadap orang lain (memaki, memukul, menendang, mengigit, menjerit, dsb) ataupun kepada diri sendiri (menyakiti diri sendiri). Selain itu, kekecewaan anak juga dapat ditampilkan secara pasif (menarik diri, ngambek, dll).
Tantrum dianggap berbahaya jika tampil dalam bentuk perilaku agresif baik menyakiti orang lain ataupun diri sendiri dimana tak jarang hal tersebut malah menimbulkan masalah baru akibat kerusakan yang dihasilkannya.

LATAR BELAKANG LUAPAN EMOSI

Usia 0-3 tahun merupakan masa anak untuk berkenalan dan belajar menghadapi rasa kecewa saat apa yang ia kehendaki tak dapat terpenuhi. Rasa kecewa, marah, sedih dan sebagainya merupakan suatu rasa yang wajar dan natural. Namun kerapkali, tanpa disadari orang tua ‘menyumbat’ emosi yg anak rasakan. Misalnya saat anak menangis karena kecewa, orangtua dengan berbagai cara berusaha menghibur, mengalihkan perhatian, memarahi dsb demi menghentikan tangisan anak. Hal ini menurut sebenarnya membuat emosi anak tak tersalurkan dengan lepas. Jika hal ini berlangsung terus menerus, akibatnya timbullah yg disebut dengan tumpukan emosi. Tumpukan emosi inilah yg nantinya dapat meledak tak terkendali dan muncul sebagai temper tantrum.

BAGAIMANA MENCEGAH?

Mengetahui bahwa emosi merupakan hal yg lumrah, kita sebagai orang tua disarankan agar memberi kesempatan kepada anak untuk menghayati dan merasakan kekecewaan, kesedihan, dan kemarahan mereka. Artinya, saat anak menangis kecewa atau merasa sedih kita hanya berperan untuk mendampingi, memeluk (jika dibutuhkan) dan menyatakan pengertian kita atas perasaan yang sedang anak rasakan tanpa memberikan intervensi apalagi berusaha menghentikan emosi tersebut. Kita juga dapat mengajarkan anak bentuk atau ekspresi emosi yang menurut kita (orang tua) dapat diterima, misalnya: boleh manangis, boleh berteriak dengan ditutup bantal, dll. Bentuk ini dapat kita tentukan sendiri sesuai dengan budaya dan kebiasaan masing-masing.

MENGATASI TANTRUM

Jika temper tantrum telah terlanjur muncul dalam bentuk perilaku yg membahayakan dan berpotensi menimbulkan kerusakan, maka tindakan intervensi harus segera dilakukan dan diharapkan tantrum ini sudah akan hilang sebelum anak berusia 3 tahun. Mengapa? Karena semakin besar anak, tenaga juga semakin kuat dan akan semakin sulit bagi orang tua untuk mengendalikan atau mencegah tingkah lakunya yang tak terkendali. Selain itu timbunan emosi ini juga dapat mengarah pada ‘kerusakan’ lain baik secara fisik ataupun bentuk perilaku berbohong, menyalahkan orang lain, menutup diri, merebut milik orang lain secara paksa dan sebagainya.
Langkah yg diambil saat tantrum terjadi:
  1. Pegang anak erat-erat (tangan dan kaki) hingga dia tak dapat memukul/menendang dan melakukan hal berbahaya lain.
  2. Jangan ajak anak berkomunikasi hingga anak selesai dengn usahanya untuk memberontak (hal ini termasuk jangan berteriak untuk menyuruh anak berhenti).
  3. Dalam waktu 15-20 menit maka rata2 anak akan merasa letih dan berangsur tenang. Saat itulah anak dapat diajak berbicara.
  4. Jelaskan mengapa kita memegangnya erat2 dan mengapa kita tidak memenuhi permintaannya.
  5. Ajarkan anak bagaimana lain kali ia dapat menunjukkan kemarahannya.

BELAJAR MEMILIH

Pada masa transisi dari masa ‘batita’ menjadi masa kanak2 (usia 3-6 tahun), penting bagi seorang anak untuk belajar mandiri/otonom sesuai dengan kapasitasnya. Kurangnya kesanggupan untuk mengatasi kekecewaan akan membuat anak senantiasa berbenturan dengan orang lain karena ia akan memaknai orang lain sebagai penyebab kesulitan atau ketidaknyamanan yang ia hadapi. Hal ini tentunya akan menyulitkan anak untuk berhubungan secara harmonis dengan orang lain karena akan senantiasa muncul tuntutan-tuntutan dari anak terhadap orang lain.
Hal ini dapat dihindarkan dengan cara mengajarkan anak sejak dini untuk memilih dan bernegosiasi. Tujuannya agar anak memahami bahwa tak semua keinginannya dapat terpenuhi dan bahwa pilihannyalah yang menentukan apa yang dapat ia peroleh dan apa yang tak dapat dia peroleh. Dengan demikian ia akan siap saat berhadapan dengan rasa kecewa saat salah satu keinginannya tak terpenuhi dan memahami bahwa hal tersebut merupakan akibat dari pilihan yang dibuatnya sendiri.
Contoh negosiasi:
Saat si A meminta mainan di toko, ajukan pilihan: beli mainan atau pergi ke Timezone?
Saat si A meminta menonton televisi, berikan syarat agar ia terlebih dahulu melakukan A, B, C dan kemudian dia akan diijinkan menonton televisi.
Tahapan mempelajari pilihan ini dimulai dari pilihan yg enak vs enakenak vs tidak enak, hingga tidak enak vs tidak enak.

Sunday, February 26, 2012

The Power of Hug

Seorang teman di FB menulis di timelinenya: "
Orang bilang anakku sehat+pintar krn di kasih makan bergizi baik, kayaknya bukan krn itu, tp krn di peluk, cium, elus setiap dia bangun & mau tidur, itu yg bikin dia sehat+pintar....:)"
Ini jadi semacam 'reminder' untukku. Beberapa waktu lalu pernah membaca artikel soal pelukan ini..dan kucoba mempraktekkan. Paling nggak, bangun tidur aku peluk dia, tapi kemudian berangsur-angsur lupa lagi-dengan alasan kalau pagi lagi ribet. Halah!. Kalau anak nakal lebih suka ditegur/dimarahi. Mulai saat ini harus ada improvement! Butuh penyadaran diri setiap saat. Mumpung masih kecil, mumpung masih mau dipeluk, dicium atau dibelai :)


Sebuah penelitian ilmiah tentang pelukan menyarankan jumlah pelukan berdasarkan kebutuhan setiap manusia:
  •   4 pelukan per hari, hanya untuk bertahan(survival) dengan tingkatan emosi minimal
  •    8 pelukan per hari untuk menjaga tingkatan emosiyang kuat pada diri seseorang
  •   12 pelukan per hari untuk bertumbuh dan menjad imanusia yang lebih baik
Wow, ternyata tidak ada batas atas sama sekali untuk jumlah pelukan yang bisa kita berikan dan terima setiap harinya! Semakin banyak, semakin baik. Ingat, the best things in life are free!
 
Penelitian terkini mengungkapkan adanya hubungan yang positif antara pelukan dan emosi positif. Para psikolog anak juga menekankan pelukan orang tua sebagai elemen berharga dalam perkembangan nilai-nilai hidup yang positif pada anak. Anak yang sering dipeluk oleh orang tuanya menjadi lebih komunikatif dan pengasih, tidak hanya kepada orangtuanya, tapi juga terhadap orang lain. Hal ini disebabkan karena pelukan adalah suatu bentuk ucapan syukur, penghargaan dan pengakuan orang tua terhadap anak.
Sebuah pelukan tidak memerlukan biaya sama sekali (modalnya hanya niat dan cinta). Mengapa kita harus pelit untuk melakukan sesuatu yang baik bagi kita sendiri (dan anak)? Tidak membutuhkan keahlian dan peralatan khusus untuk dilakukan (nggak perlu ikut seminar parenting, nggak perlu jadi member). Portabel, karena bisa diberikan kapan aja, dimana saja (nggak perlu simpanan khusus ataupun dibawa-bawa). Serunya lagi, sebuah pelukan sifatnya timbal balik, di saat kita memberikannya, kita juga menerimanya.

Selain pelukan, bentuk perwujudan cinta kasih kita kepada si kecil juga bisa lewat sentuhan, elusan, ciuman  atau kata-kata positif. Berikut ini cuplikan dari artikel di AyahBunda:

Pelukan, sentuhan dan ciuman sebagai wujud cinta, penting untuk mematangkan otak dan menciptakan hubungan antarsinap syaraf otak bayi.

Hormon “Ingin Selalu Kontak.” Oksitosin dikatakan sebagai hormon cinta karena menciptakan perasaan keterikatan dan membentuk hubungan dengan orang lain. Hormon ini dilepaskan saat menyusui, memeluk dan orgasme. Dalam penelitian awal yang dikemukakan dalam Journal Psychiatry, oksitosin dihubungkan dengan kemampuan untuk mempertahankan hubungan interpersonal. Hormon ini menciptakan keinginan untuk melakukan kontak lebih lanjut dengan orang yang dicintai dan setiap pertemuan selanjutnya akan memicu keluarnya hormon oksitosin sehingga Anda selalu diliputi rasa cinta. Penelitian oleh Universitas Sydney juga menemukan oksitosin memperkuat memori terhadap hal-hal baik.

Buktikan cinta Anda. Jangan hanya berdiam diri memendam perasaan. Ungkapkan cinta Anda pada anak, terlebih saat ia sudah bisa bicara. Kata-kata cinta harus diucapkan berulang kali, dan Anda tak boleh bosan bila anak berulang kali bertanya, “Ayah sayang aku nggak? Ibu sayang nggak sama aku?” Anak-anak usia ini senang mendapat ungkapan cinta Anda:
  • Peluk. “Mau peluk ibu dulu!” Seberapa sering anak Anda minta dipeluk? Saat sedih ia minta dipeluk. Saat hendak berpisah dengan Anda, ia juga minta dipeluk. Pelukan juga ampuh untuk menghentikan tantrum. Dari pelukan, ia bisa merasakan cinta Anda. Untuk anak laki-laki, mungkin Anda perlu bertanya lebih dahulu, “Maukah dipeluk Ibu?” Jangan sedih bila jagoan Anda menolak. Mungkin ada temannya sedang bermain di rumah Anda.  
  • Cium. Kebiasaan Anda yang satu ini memang sulit dihilangkan. Sejak anak masih bayi, Anda sudah jutaan kali mendaratkan kecupan gemas di pipi atau kecupan sayang di keningnya. Ciuman itu bukti rasa sayang. Tapi, hindari memberikan ciuman sesudah anak melakukan kesalahan karena ia akan mengartikan ciuman Anda sebagai dukungan atas kesalahannya.  
  • Belai. Sama dengan memeluk dan mencium, membelai juga untuk mengungkapkan rasa sayang, memberi rasa aman, memberi dorongan dan empati. Belai kepalanya atau usap-usap tangan, kaki, atau pundak. Saat anak sedang sedih, kesal, atau takut, jadikan belaian menjadi cara untuk membuatnya tenang sekaligus tegar.  
  • Bergandengan tangan menyusuri jalan menuju mini market bersama anak, merupakan bahasa cinta bahwa Anda peduli akan keselamatannya. Bila dia bertanya mengapa Anda selalu menggandengnya, katakan bahwa Anda sayang padanya dan ingin agar ia aman.
  • Ucapkan kata cinta langsung dengan kalimat, “Ibu sayang kamu”, “Ibu cinta kamu.”  Ungkapan secara verbal ditangkap dengan mudah oleh anak bahwa Anda begitu menyayangi dan mencintai dia. Perlahan, ia akan belajar mengungkapkan kata cinta atau sayang pada orang yang dia sayangi.
  • Memuji, mampu memberikan motivasi dan harapan bagi anak dalam proses perkembangannya. Saat Anda mengatakan, “Ibu bangga sama kamu karena mau membantu ibu. Ibu semakin sayang sama kamu,” anak merekam pujian Anda dan ia menemukan ungkapan rasa sayang pada dirinya.
So, sudahkah Anda memeluk si kecil hari ini??

Saturday, February 25, 2012

Activity: Coloring Soya Beans and Spooning

Another activity: coloring beans.




Bahan:
Kacang kedelai (bisa diganti beras/bijian lain yang warnanya terang)
Pewarna makanan (aku pakai merah, hijau dan biru)
1 Kantung plastik
Kertas koran bekas
Tempeh

Cara:
Tuang kacang kadelai ke dalam plastik
Tuang beberapa tetes pewarna kedalamnya.
Remas-remas/kocok kantung plastiknya hingga warna merata. Atur pewarna sesuai selera hingga didapat kuat warna yang sesuai.
Atur diatas tempeh yang sudah dialasi kertas koran.
Untuk berganti ke pewarna lain cukup dengan membilas kantung plastiknya.
Jemur hingga kering.

Kacang kedelai ini bisa dibuat untuk berbagai aktifitas. Kalau untuk Vino dipakai buat permainan sensory, sekaligus latihan spooninig dan permainan favorite: mengisi & mengosongkan.

Spooning:
Sendok plastik
Botol plastik
Wadah
Corong
latihan menyendok

dimasukkan ke botol pakai corong

gak sabar, dituang dari wadah


dari botol dikembalikan lagi



Behind the scenes:
Mulai dari proses pewarnaan sampai waktu bermain tidak semulus yang di foto :P
Waktu diajak mewarnai, Vino lebih suka mencampur warna sesukanya, tidak mau tau kalau dikasi tau, kacangnya mesti dijemur. Akhirnya dia 'diamankan' omanya dulu (nggarai brudrex!!...weks)

Waktu mindah-mindah kacang, pertamanya mau diajari pakai corong. Tapi dia belum bisa mengira-ngira kalau kacang yang dimasukkan ke corong harus sedikit-sedikit. Jadinya ya asal tuang aja, so corong kepenuhan n kacang tidak bisa turun (-_-)'
Lama-lama nggak sabar kalau pakai sendok. Maunya dari wadah langsung tuang ke botol (so pasti berceceran kayak air mancur)...dibilangi jadi emosi jiwa...weleh weleeeh....
Sabar buk!!!

Friday, February 24, 2012

Tempe Bumbu Kacang

Bahan:
2 buah tempe daun, potong dadu 2x2
500cc santan
1 sendok makan kecap manis
1 sendok makan kecap asin

Haluskan
5 bawang merah
3 bawang putih
2 sendok teh ketumbar
1 sendok makan gula merah, serut
garam secukupnya

Bumbu kacang:
4 sendok makan kacang tanah, sangrai
3 sendok makan air asem
1 sendok teh gula merah
3 cabe merah (atau sesuai selera), haluskan

Cara:
Campur tempe, santan, bumbu-bumbu. Direbus sampai kental dan bumbu meresap.
 Panggang sebentar hingga kecoklatan.
Sajikan bersama bumbu

Saturday, February 18, 2012

Raja Bertelinga Keledai dan Si Pesuling


Dahulu kala di pesisir pulau terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh Zanas. Raja Zanas memerintah dengan sewenang-wenang. Kegemarannya menumpuk harta sebanyak mungkin yang diperolehnya dari pajak rakyatnya maupun dari hasil korupsi. Raja Zanas selain tamak juga seorang raja yang sangat kikir bin medit bin bakhil bin buntut kasiran.

Rakyat yang hidup sengsara tidak sekalipun pernah dipikirkannya.Banyak rakyatnya yang jadi gelandangan, pengemis atau biasa disebut gepeng. Ada juga yang tiggal di kandang kambing dengan hanya makan nasi aking dan ketela pohon yang kadang beracun. Anehnya raja yang zalim itu mempunyai kegemaran mendengarkan musik. Musik yang biasanya diperdengarkan lewat Ipod raja adalah musik-musik melancolis di samping sangat menyukai suling.


Padahal kata orang-orang bijak musik dapat memperhalus perasaan. Oleh karena itu yang menyukainya akan mempunyai perasaan yang lembut tetapi cerdas. Salah satu kegemaran Raja Zanas adalah mendengarkan tiupan suling. Kebetulan di negerinya ada seorang peniup seruling yang sangat pandai bernama Tarajan bukan Tarzan.

Raja Zanas sangat memanjakan Tarajan dan kerap mengirim peniup seruling itu ke seluruh penjuru negeri bahkan ke luar kerajaannya untuk berlomba istilahnya ikut Pentas Seruling Idol. Tarajan selalu jadi juara pertama dan memperoleh hadiah-hadiah yang menggiurkan biasanya berupa mobil, handphone, voucher dan cendramata.

Sayang sejuta sayang, karena hal itu Tarajan jadi sombong dan congkak. Karena sombongnya Tarajan mengaku dapat mengalahkan Dewa Apolo. Seorang Dewa bangsa Yunani yang sangat menguasai seni musik. Ibaratnya Sang dewa ini seorang musisi terkenal yanmg biasa nongol di mlayar kaca.

Tarajan mengusulkan pada Raja Zanas agar ia dipertandingkan dengan Apolo. Usul itu diterima dengan baik bahkan raja merasa bangga jika Tarajan dapat mengalahkan pemain musik dari kerajaan langit itu. Dewa Apolo yang mendengar tantangan itu menyanggupi. Justru Dewa itu ingin memberi pelajaran pada Tarajan dan Raja Zanas yang berkelakuan tidak lazim.

“Seandainya aku kalah biarlah aku mengabdi pada Raja Zanas seumur hidupku. Tetapi andaikan aku yang menang aku minta separuh kerajaanmu dan kuserahkan pada rakyatmu” kata Dewa Apolo. Raja Zanas dan Tarajan setuju. Mereka begitu yakin dapat mengalahkan Apolo yang tampak masih sangat muda itu.

Pada hari yang telah ditentukan pertandingan dimulai. Seluruh rakyat tumpah ruah ke halaman Istana. Sedangkan Dewa Zeus sebagai penguasa seluruh khayangan ikut menyaksikan tanpa seorang pun yang tahu. Sebagai penantang Tarajan dipersilakan meniup seruling terlebih dahulu. Dengan pongah Tarajan naik ke atas podium lalu segera meniup serulingnya. Seruling emas berbalut intan permata milik Tarajan segera mengumandangkan lagu-lagi yang sangat merdu. Naik turun seperti ombak. Lembut seperti angin pesisir. Bergolak seperti ombak menerjang karang.

Semua yang mendengarkan bagaikan tersihir. Begitu hebatnya tiupan seruling Tarajan. Raja Zanas tertawa terbahak-bahak dan yakin sekali peniup serulingnya akan keluar jadi pemenang. Tetapi Dewa Apolo tenang. Diam bagaikan patung, tetapi bibirnya tersenyum. Pertanda kagum juga pada permainan seruling Tarajan. Dan ketika usai sorak ssorai seperti membelah angkasa. Tarajan berdiri berkacak pinggang dengan wajah sangat pongah.

Ketika giliran Dewa Apolo, Dewa kesenian itu mengangkat serulingnya dengan cantik sekali. Lembut bagaikan menimang bayi suci. Dan ketika bibirnya mulai meniupkan sebuah lagu, langit berpendar-pendar antara siang dan malam. Rakyat yang menonton terhanyut dalam irama yang luar biasa indah. Dengan mata terpejam semua menari dengan lembut sekali. Mereka pun menyanyi sebuah lagu kedamaian yang sekonyong saja mampu dinyanyikan. Rakyat yang jumlahnya tidak terhitung itu larut dalam lagu-lagu dan irama yang sebelumnya tidak pernah mereka dengarkan tetapi sangat merdu mendayu-dayu.

Akhirnya Dewa Zeus yang menampakkan diri menyatakan Apolo sebagai pemenangnya. Dan meminta Raja Zanas seger memberikan separuh kerajaannya pada rakyatnya. Tetapi raja kikir itu menolakk hingga membuat Dewa Zeus marah. “Selama kau tidak memberikan pada rakyat apa yang telah kau janjikan, maka telingamu akan membesar setiap hari.” Kata Dewa Zeus.

Memang benar. Telinga Raja Zanas tiap hari semakin besar hingga sangat berat dan membuatnya tidak bisa berdiri apalagi berjalan. Jadilah ia raja bertelinga keledai. Akhirnya Raja Zanas menyerahkan separuh kerajaannya pada rakyatnya. Dan berjanji tidak lagi kikir dan tamak. Dewa Zeuslah saksi dari ucapannya.

Friday, February 17, 2012

Activity: Spider Web dan Jepit Jemuran

Sehari-hari Vino lebih banyak di dalam kamar, main mobil atau bikin berbagai macam bentuk mobil dari legonya. Supaya ada aktivitas fisik, aku coba bikin permainan spider web sederhana. Idenya sederhana saja, aku ingat-ingat permainan yang ada di TK yang dia pernah mainkan. Dilatih untuk melangkah melewati rintangan dan membungkuk.

Bahan: tali rafia dan 4 buah kursi (kalau ada yang lebih memadai dipersilahkan). 
Dia fun untuk 5-10 menit pertama, kemudian bosan. 
Oh ya, tetap perlu ada pengawasan ya, karena bisa jatuh tersandung (like him..hiks) dan pastikan leher tidak terjerat tali.

vino memasuki 'arena'

coba melangkah

pegangan kursi

membungkuk lebih rendah



lama-lama talinya ditarik ke tanah

melewati rintangan dengan membungkuk

Setelah bosan, permainan ganti ke memasang jepit jemuran. Kebetulan jepit jemuranku warna warni. Jadi dia bisa bermain warna sambil melatih kekuatan jarinya membuka jepit :D
Permainan ini bisa dilakukan juga untuk mengenalkan pola dan pengelompokan warna. 
Yah, meskipun tujuannya itu, tapi sejauh ini masih bermain sesukanya dia, dan baru berhasil mengenalkan pengelompokan sekali aja hihihi...tapi belajar juga tidak bisa dipaksa. Lebih baik dia senang dan belajar pelan-pelan. Oh ya, Vino juga ada kemajuan di motoriknya lho, dia lebih kuat membuka jepitan dari waktu dulu masih usia 1tahun lebih. Dulu pakai 2 tangan, sekarang 1 tangan. Yaaay!!! Go Vino !! ^^


serius masang jepit

melatih kekuatan jari

Friday, February 10, 2012

Bermain Balok dan truk

Dari artikel di AyahBunda aku membaca dari mulai umur 23bulan bisa mulai diajarkan kepada anak untuk memakai baju sendiri. Kalau Vino hingga 27bulan ini masih belum bisa, walau kadang-kadang aku pura-pura lupa menurunkan kaosnya setelah dia memasukkan kedua tangan dan kepala pada lubangnya. Kadang dia mau menurunkan sendiri, tapi sering juga tidak mau. 
Boro-boro pakai baju, setelah mandi dia lebih tertarik mainan mobil-mobilan kesayangannya, terus digandeng-gandeng kayak kereta. Ada juga model truk dengan baknya. Atau dia juga suka membuat mobil/truk dari lego, lalu bikin muatan sendiri dari spons warna-warni, atau lego, atau apa saja :)
Spons warna-warni itu sebetulnya aku beli untuk bahan bikin scrapbook. Sampai sekarang projectnya belum selesai, malah dibuat main si Vino. Biarin ajalah, toh dia juga bisa belajar dari situ. Selain untuk belajar mengenai warna, juga buat berimajinasi. Bisa dianggap sebagai muatan. Sebagian aku kasi karet (gampang dimuat), sebagian dia susun sendiri. Permainan ini bisa juga melatih konsentrasinya, dan kecerdasan emosi (soalnya dia nggak sabaran hehehe). tapi kalau berhasil menyusun tak lupa aku beri reward. Tepuk tangan atau sorak sorai heboh. Dia pasti senang :) hehehehe....

angkut muatan


muatan 1 diberi karet, muatan 2 disusun sendiri

play with Mack
 Saat ini Vino lagi demen bikin model truk dari lego. Dia beri nama Mack, seperti tokoh di film Cars. Bentuk Mack bisa macem2. Dari Mack panjang, Mack yang tinggi, sampai kayak bunga juga pernah..anything deh.
play with Mack

Artikel mengenai manfaat bermain mobil-mobilan ini bisa dibaca juga dari AyahBunda berikut:
Minat yang berubah-ubah pada mainan kerap membuat orang tua heran. Hari ini balita suka boneka hewan safari, besok sepeda dan mobil-mobilan. Fase kesenangan terhadap truk mainan hampir pasti dialami semua anak laki-laki. Apa yang didapat anak dengan bermain truk?
Asyik dan mencerdaskan. Mungkin karena truk adalah kendaraan yang besar dibandingkan kendaraan roda empat lain, ia disukai hampir semua anak laki-laki. Buat mereka sungguh mengasyikkan bermain mobil-mobilan yang dapat membawa beban besar, dapat dikosongkan dan diisi kembali. Mainan truk pun seolah menjadi raja di antara mainan mobil jenis lainnya.
Alat bermain pura-pura. Karena bermain truk mengantar balita bermain pura-pura, maka perkembangan bahasa balita mendapat stimulasi yang cukup intens. Kemana pun balita Anda pergi, kosa kata yang berhubungan dengan truk pun semakin banyak ditemukan dan diingatnya. Dari kata “roda”, “bak”, “stir”, sampai “barang muatan”.
Sejalan dengan ketertarikannya pada truk, ia semakin detil memperhatikan bagian-bagian kendaraan ini dan menggunakannya dalam percakapan sehari-hari. Misalnya, saat sedang bercerita dengan orang lain dan ketika mengembangkan imajinasinya.
Belajar hal baru. Bermain truk ternyata mengajarkan sesuatu yang baru pula. Dengan bak yang senantiasa dapat diisi dan dikosongkan, balita belajar sebab-akibat. Bagi si dua tahun, mainan ini bisa menjadi media pengantar belajar sebab-akibat awal.
Dengan mengisi bak dan membongkar muatan truk, balita juga belajar motorik halus. Ini penting, karena sering kali perkembangan motorik halus anak laki-laki perkembang lebih lambat dibandingkan dengan anak-anak perempuan.
Optimalkan kegiatan. Tentu saja bermain truk tak semata-mata bertujuan memfokuskan perhatian anak kepada obyek mainan dan permainan. Sehingga, melalui mainan ini, orang tua dapat mengembangkan beberapa ketrampilan memanfaatkan berbagai aspek dari obyek mainan.
Untuk medukung balita saat belajar banyak hal melalui kegiatan bermain bersama truk kesayangannya, sediakan beberapa mainan lain sebagai penunjang. Misalnya, untuk bermain truk yang besar dan dapat diisi serta dikosongkan sediakan sekop kecil, pasir khusus untuk bermain dan wadah menampung pasir saat “bongkar muatan” untuk si balita. Tentu sebelumnya pastikan dulu, balita telah mampu bermain pasir tanpa membahayakan dirinya.
Beritahu bahwa ia harus hati-hati agar pasir tidak masuk ke mata, mulut atau menghirupnya. Apabila balita lebih suka bermain truk yang kecil, tak ada salahnya bersama-sama membuat maket kecil sebagai miniatur kota atau pangkalan truk. Jika Anda bisa memperolehnya, miniatur kota yang sudah jadi,  ada yang menjual. Biasanya Anda bias mendapatkannya di toko mainan besar yang banyak menjual mainan impor.
Untuk si 3 – 5 tahun, sebagai pelengkap dan sumber inspirasi, Anda dapat menyediakan buku-buku cerita bergambar atau poster truk mainan untuk balita. Kombinasikan kisah fiksi dan non fiksi dengan latar belakang kendaraan truk, sehingga baik imajinasi maupun pengetahuan faktual anak berkembang.
Sebenarnya bermain truk tak hanya mengasyikkan bagi balita. Jika saja Anda bisa meluangkan waktu sejenak, bergabunglah bersamanya bermain truk dan mendukungnya mengembangkan berbagai ketrampilan dan kepandaian.
Tips keamanan mainan: Hindari isi bak truk mainan dari benda-benda dalam bentuk kecil, terutama untuk anak-anak di bawah 4 tahun. Di usia ini balita cenderung masih bereksplorasi dengan dengan memasukkan benda kecil ke mulut, seperti manik-manik atau biji-bijian.

Saturday, February 4, 2012

Activity: Homemade Fun-doh Tower

Week end yang menyenangkan. Hari ini papanya Vino cuti, jadi aku ada waktu untuk membuat homemade tower ini :)
Thanks to mbak Elga, idenya kreatif. Vino jadi punya "kesibukan" baru hehe.

menara yang sudah jadi
Bahan:
  • bekas karton susu
  • cutter
  • klip/penjepit lain
  • lem/staples
  • Marbles/ kelereng/ fun-doh yang dibentuk bola
Cara:
  • Potong salah satu sisi kotak bekas susu, kemudian bagi 3 bagian untuk track sliding. 
  • Atur sudut kemiringan sesuai selera dengan menggunakan klip/penjepit lain sebelum dilem.
  • Ukur besarnya lubang untuk keluar masuknya marbles/fun doh. 
  • Lubangi track sliding dengan menggunakan cutter. 
  • Tes alur jatuhnya marbles, kalau sudah pas bisa dilem (kalau aku dijepret dgn staples supaya lebih kuat)
vino asyik main menara & fun-doh



Untuk kelerengnya aku ganti dengan fun-doh.
Selain alasan keamanan (supaya kalau dilempar tidak pecah/yang kena lempar tidak rusak), juga untuk mengasah saraf motoriknya.
Melalui permainan sederhana ini dia diajarkan konsep benda akan berjalan dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Selain itu juga melatih koordinasi antara tangan dan mata. Vino antusias ada permainan baru ^^v

Selamat mencoba! Ekonomis and fun!!

Thursday, February 2, 2012

Kentang Tumis Kapri Manis

Kalau sedang menghindari nasi, coba saja makan kentang kecil yang ditumis bersama kulitnya ini. Selain karbohidratnya rendah, rasanya juga tak kalah enak. Setelah ditambah cincangan daging asap dan kapri manis, rasanya jadi makin enak. Dimakan selagi panas, rasanya lebih gurih!


Bahan:
500 g kentang rendang/baby potatoes
2 sdm minyak olive
2 siung bawang putih, cincang halus
2 lembar daging asap/smoked beef atau beef bacon, iris kasar
100 g kapri manis, bersihkan
1/2 sdt merica bubuk
1 sdt garam

Cara membuat:

  • Cuci kentang hingga bersih benar. Jika agak besar, potong dua.
  • Rebus atau kukus kentang hingga matang. Angkat, dinginkan.
  • Tumis bawang putih hingga kuning.
  • Masukkan daging asap, aduk hingga wangi.
  • Tambahkan kapri manis, aduk sampai layu.
  • Masukkan kentang, aduk hingga tercampur rata.
  • Angkat, sajikan hangat.
Untuk 4 orang
note: untuk para orang tua yang mau membatasi penggunaan pengawet (ada di daging asap), bisa diganti dengan daging sapi/ayam.

sumber: detikfood.com
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...