Monday, March 26, 2012

Balita Jadi Pamrih? Beri Penghargaan Positif Bukan Sogokan

Alih-alih segera membereskan mainan, eh balita Anda malah minta upah duluan. Wah, kecil-kecil suka minta bayaran! Coba cek kembali kebiasaan Anda.

Terkadang karena ingin balita segera melakukan apa yang Anda minta, Anda langsung menawarkan sesuatu sebagai upah. Memang ia segera beraksi. Tapi cara itu membuatnya tidak belajar tanggung jawab. Jika berlarut menjadi kebiasaan, ia malah punya posisi kuat untuk selalu memeras Anda.
Kebiasaan kurang baik ini malah membuatnya tak mampu membangun motivasi dari dalam dirinya sendiri. Dia juga tidak belajar berempati dan menolong orang lain tanpa pamrih.

Agar anak tidak pamrih:
  • Hadiah di akhir. Bedakan tujuan Anda memberi hadiah, sebagai penghargaan ataukah untuk menyogoknya. Menyogok berarti Anda menawarkan hadiah sebelum dia melakukan sesuatu yang Anda inginkan. Penghargaan berarti hadiah itu Anda berikan setelah balita menyelesaikan kewajibannya, karena ia mau melakukan sesuatu dengan kesadaran.  
  • Beri alasan, setiap kali Anda memberi penghargaan berupa hadiah maupun pujian. Ini penting untuk memperkaya identitas diri balita. Saat Anda memberi pujian jangan memberi pujian kosong, seperti “Andre pintar deh.” Beri pujian yang membuat anak paham akan perbuatannya. Misalnya, “Andre pintar sekali sudah bisa makan sendiri.”
  • Jangan berlebihan. Hindari melimpahi hadiah bila dia mengerjakan sesuatu yang sudah jadi tanggung jawabnya, misalnya meletakkan sepatu ke tempatnya. Di saat Anda baru memperkenalkan tanggung jawab, Anda memang perlu memberinya hadiah untuk memotivasi anak. Selanjutnya motivasi dalam diri anak harus dibangun tanpa hadiah. Anda bisa berkata, “Rapi ya. Sepatu yang tertata rapi memudahkan kita mengambilnya.”   
  • Sesuaikan dengan perjuangannya. Biarkan balita merasakan kepuasan menerima sesuatu sebanding dengan perjuangan dan usahanya.  Memberikan hadiah sebagai kejutan akan lebih berguna daripada membuat  anak selalu berharap mendapatkan hadiah setiap kali dia melakukan sesuatu. Balita akan lebih terpacu untuk berusaha sendiri.
  • Berikan contoh. Tunjukkan pada anak bahwa Anda mau melakukan sesuatu tanpa pamrih. Misalnya membantu memotong tanaman tetangga yang menjulur ke rumah Anda. Jelaskan pada anak, kita harus saling menolong.  Ucapan terima kasih dari orang yang ditolong merupakan hadiah yang luar bisa.  
  • Konsisten dengan tidak memberinya upah untuk apapun yang memang seharusnya dia lakukan. Misalnya, ia harus mandi, tidur siang atau makan di tempat semestinya.

Ganti Hadiah Anda

Situasi: Anak tak mau mandi.
Dulu: “Kalau kamu mau mandi, nanti ibu belikan es krim.”
Sekarang: Ciptakan suasana mandi yang menyenangkan dengan membawa mainan ke kamar mandi. Setelah selesai mandi, beri si kecil pujian.
“Hm, wanginya anak ibu.”

Situasi: Anak tidak mau berhenti minum susu dengan botol.
Dulu : "Kalau kamu mau minum susu pakai gelas, nanti kita beli mainan."
Sekarang: Berikan dia papan penghargaan untuk menempel stiker setiap kali dia minum susu dengan gelas. Setelah berhasil selama satu minggu, balita berhak mendapat mainan. 

Tiga hal penting tentang penghargaan untuk anak:
  1. Pujian dan perhatian adalah penghargaan terbaik untuk si kecil.
  2. Pada usia balita, penghargaan harus diberikan saat itu juga, jangan ditunda-tunda.
  3. Anda harus memberi penghargaan dengan tulus.
source: AyahBunda.co.id

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...