Tuesday, December 27, 2011

Day 2: Field trip to Gramedia

Vino & Thomas

Let the days begin: Stay @ home mom

Day 1: Art lesson

Hari pertama: kayak cuti aja.
Hari ini mau bikin percobaan: bikin cat air sendiri
Idenya aku ambil dari theurbanmama.com
Sudah lama mau kucoba, tapi belum sempat aja.


Persiapan tidak sempat difoto. Sudah ribet siap-siap, Vino buka tutupnya pewarna..dan..TUMPAH pula...yang di botolnya tinggal sedikit sekali >.<
Jadi heboh deh.
Terus dia bikin hand paint sendiri di koran hehehe (minta tolong tantenya ngawasin), sementara aku bikin campuran bahannya.

Bahan:
  • Siapin kuas sama sikat gigi bekas ( kalau ada spons boleh juga untuk alat painting)
  • Pewarna makanan merah, hijau, biru. 
  • 4 wadah blue band bekas (buat wadah cat air sama wadah air buat bersihin kuas)
  • Kertas koran yang banyak untuk alas
  • Kertas hvs bekas (yeah..I'm recycling mom **rolling eyes)
  • Tepung maizena
  • Cuka
  • Baking soda (aku lupa gak pake ini><). Bikinnya berdasarkan ingatan saja
  • Air sedikit
  • Pengaduk
Semua bahan tadi dicampur lalu diaduk sampai rata.

Reality: bikinnya agak terburu2, anak & tante sudah tidak sabaran..huuuuh.
Air agak kebanyakan, pewarna sudah menipis. Kelupaan baking soda. Tidak menemukan pengaduk yang memadai dalam situasi terburu2 (*dooh)

Teori: Diajarin gimana ambil warna...cara ngecat, kalau mau ganti warna mesti dibersihkan dulu di wadah air.

Praktek:
Kuas dicelup sana sini, suka suka-tanpa dicelup ke air (warnanya jadi kacau kan).
Akhirnya lebih senang ngobok-obok wadah air.
Diarahkan tangannya gak mau.
Baju sama badan belepotan
Akhirnya jadi mindah2 air dari wadah 1 ke wadah lain, n warnanya jadi HIJAU semua >.<



Lesson of the day:

Although it's very messy, but at least he learnt something.
Melatih syaraf motorik dan merangsang kerja otak kanan

Lesson for myself:

Learn to be more patient.
And as a melancholic person, who loves neatness I have to tolerate my son during his learn phase.

Belajar=berani kotor :)



Ciptakan Preschool Sendiri di Rumah!




 

"ANAKMU lucu banget, sudah sekolah belum?". Selain menanyakan usia, rasanya pertanyaan di atas 'wajib' dilontarkan saat kita bertemu pasangan ibu-anak. Tentu ada gurat kebanggaan di wajah moms and dads tatkala bercerita mengenai kegiatan sekolah si kecil. Lantas bagaimana dengan anggapan semakin dini anak bersekolah, maka akan semakin pintar anak tersebut? Hmm, perlu kita selami nih!

"Seorang anak sesungguhnya dapat merasakan suasana preschool di dalam rumah, asalkan orangtua kreatif. Kesempatan ini terbuka lebar bagi Moms yang tidak bekerja alias ibu rumah tangga. Sudah sepatutnya orangtua lebih kreatif dan banyak mencari informasi tentang tumbuh kembang anak," kata Maria Herlina Limyati, M.Si, Psi, staf pengajar Fakultas Psikologi UKRIDA.

Drs Heru Mugiarso, M.Pd, KONS, pedagog Universitas Negeri Semarang menambahkan, "Orangtua harus mau susah, jangan anggap memasukkan anak ke preschool dapat meringankan tangung jawab mereka sebagai orangtua. Jadi meskipun labelnya 'sekolah' namun tetap saja di dalam preschool anak diberi waktu bermain. Tentu saja kegiatan bermainnya sudah dirancang untuk mencapai tujuan khusus, seperti belajar berhitung, mengenal kata, sosialisasi dan sebagainya."

Sesuaikan kemampuan si kecil

Meski Moms tak punya basic pendidikan sebagai pengajar yang menguasai ilmu PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Anda bisa meniru pendekatan tipe preschool yang sudah ada. Di Amerika, tipe yang terpopuler adalah Montessori dan High/Scope.

"Sebelum memulai proses belajar di rumah, pastikan kepribadian, kemampuan dan kebutuhan si kecil sesuai dengan pendekatan yang akan Moms pakai. Tujuannya agar si kecil mendapat hasil belajar yang maksimal serta mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan," imbuh Maria.

Belajar Tipe Program Montessori

Program Montessori mengajarkan kepada anak pentingnya semua mahkluk hidup. Selain belajar membaca, bahasa, dan matematika, anak juga akan belajar tentang budaya, binatang, tumbuhan.

Pembimbing harus percaya bahwa setiap anak mempunyai cara sendiri untuk belajar. Anak dapat bertanya jika memerlukan bantuan atau belum siap melanjutkan pelajaran. Pendekatan Montessori cocok untuk anak yang ingin merasakan lingkungan belajar sesuai dengan kebutuhan mereka. Anak dengan masalah psikologi atau masalah belajar juga cocok mendapat pendekatan jenis ini. Kurikulum Montessori memfokuskan pada 5 poin yaitu:

•    Kehidupan Praktis

Penerapan di rumah: Dengan mengajarkan anak bagaimana menjalani kehidupan sehari-harinya. Contoh sederhana, ajari cara mengikat sepatu, menyiapkan makanan atau minuman, ajak pula si kecil belajar mandi sendiri.

•    Kesiapan Indra

Penerapan di rumah: Anak berlatih menggunakan ke-5 panca indranya. Cara paling menyenangkan adalah mengajak si kecil bermain di luar rumah. Telusuri aneka bentuk dan warna bunga. Sentuhlah permukaan rumput, bunga atau batang pohon untuk menstimulasi indra perabanya.

Untuk melatih indra pendengaran, ajak anak keluar rumah, biarkan ia mengenali pelbagai suara yang ada. Ajak anak bermain tebak suara, misalnya suara motor, suara burung, suara pesawat terbang dan lainnya.

•    Bahasa dan Seni

Penerapan di rumah: Ajak anak mengenali berbagai bentuk dan bunyi alat musik yang banyak dijual di pasaran. Cara lainnya dengan mengajak anak menggambar atau mewarnai gambar melalui buku aktivitas. Melalui media audio-visual, dapat juga mengajari anak mengikuti gerak tarian (DVD).

Sementara untuk mengasah kemampuan berbahasa, kenali anak dengan kata benda, kata sifat hingga kata kerja. Dapat dilakukan melalui cerita bergambar, dimana di dalamnya terdapat semacam permainan menyocokkan sebuah gambar dengan kata.

•    Matematika

Penerapan di rumah: Hal pertama yang harus dilakukan ialah mengenalkan angka. Selain dapat dipelajari melalui buku bergambar atau buku aktivitas yang terdapat permainan berhitung di dalamnya, ajak anak beraktivitas di luar. Minta ia menghitung jumlah bunga atau menghitung jumlah mobil yang diparkir di sekeliling tempat tinggal Anda.

•    Budaya

Penerapan di rumah: Mengenalkan budaya bangsa kepada si preschooler dapat dilakukan dengan banyak cara. Misal lewat CD lagu-lagu daerah serta DVD berisi film animasi yang bertemakan cerita rakyat Indonesia. Sambil bernyanyi dan menonton bersama, Moms dapat menjelaskan asal-usul lagu dan cerita rakyat tersebut.

Belajar dengan Pendekatan High/Scope

High/Scope mendasarkan pada teori bahwa anak memerlukan keterlibatan aktif antara orang, materi, ide serta kejadian sehingga memungkinkan anak-anak dan guru belajar bersama.

Anak dapat memilih sendiri materi dan aktivitas sesuai minat dan tujuan masing masing. Guru dilatih agar dapat mendukung anak mengambil keputusan dan mandiri. Komputer dan program komputer juga sering digunakan dalam pembelajaran.

High/Scope sesuai untuk anak yang membutuhkan perhatian secara individu. Anak yang perkembangannya terlambat dan kesulitan dalam belajar juga cocok.

Kurikulum High/Scope mengenali ada 58 poin yang harus dimiliki anak, dan dikelompokkan menjadi 10 grup:

1. Kreativitas: meniru, pengenalan.

Penerapan di rumah: Ajak anak bermain lipat kertas (origami). Ketika ia mencoba, maka ia belajar mengenali bahan pembuatnya, teknik melipat serta pelbagai bentuk. Dengan mengikuti tahap demi tahap lipatan, sebenarnya ia telah belajar bagaimana mengikuti petunjuk yang Moms berikan. Dari sanalah ia belajar membuat sesuatu dari cara yang paling dasar, yakni meniru.

2. Bahasa: berbicara, menjelaskan, bercerita.

Penerapan di rumah: Ajak si kecil menyimak saat Moms membacakan dongeng atau cerita. Ketika cerita berakhir, mintalah anak menyeritakan kembali sesuai versinya. Sediakan papan tulis kecil, agar saat bercerita ia dapat berekspresi dan menjelaskan lebih detail melalui gambar.

3. Inisiatif dan hubungan sosial: mengambil keputusan, penyelesaian masalah membangun hubungan.

Penerapan di rumah: Ajak si kecil bermain di luar rumah, pertemukan ia dengan teman sebayanya, lalu biarkan mereka berkenalan dengan caranya sendiri. Dengan berkenalan, anak dapat mencari cara bagaimana mengetahui nama lawan bicaranya melalui usahanya sendiri. Ajak anak berbagi makanan atau mainannya, jika terjadi pertengkaran biarkan ia mengatasinya sendiri. Dengan demikian, anak belajar menyelesaikan masalah serta mengambil keputusan sesuai penalarannya.

4. Gerakan: berlari, menari.

Penerapan di rumah: Ajak si kecil mendengarkan CD lagu anak-anak favoritnya. Atau kalau mau lebih seru dapat pula memasang DVD lagu anak lalu biarkan ia menari sesuai keinginannya. Untuk melatih gerak tubuh dan kemampuan berlari anak, ajak ia memindahkan sebuah barang dari satu tempat ke tempat lainnya diiringi dengan alunan musik kegemarannya, dijamin seru deh! Awasi keselamatan anak, hindari lantai yang licin agar ia tidak terpeleset saat berlari!

5. Musik: menyanyi, memainkan alat musik.

Penerapan di rumah: Pasang lagu anak kegemaran si kecil, biarkan ia bebas berekspresi. Kalau perlu pasang versi karaokenya, lirik lagu serahkan saja padanya. Kenalkan alat musik dengan wujud sesungguhnya atau berkreasi dengan merangkai panci atau galon hingga menyerupai drum yang dapat dipukul-pukul anak.

6.Menggolongkan: menggambarkan, mencocokan.

Penerapan di rumah: Materi yang satu ini banyak terdapat pada buku aktivitas anak yang memuat pelbagai gambar. Anda juga bisa mengajak anak mengelompokkan benda yang ada di dalam rumah yang memiliki warna sama. Atau untuk melatih kemampuan mencocokkan, minta anak mengelompokkan benda-benda yang berpasangan, misalnya buku dengan pensil, krayon dengan buku gambar, gelas dengan tutupnya, piring dengan sendok.

7. Mengurutkan: mengatur dalam urutan.

Penerapan di rumah: Ajarkan anak mengurutkan benda di dalam rumah dari urutan terkecil hingga yang paling besar. Benda apapun yang ada di rumah, dapat digunakan sebagai media belajar, misalnya bantal, mainan, alat makan. Hal terpenting adalah menjauhkan benda tajam dan berbahaya dari jangkauan anak.

8. Angka: berhitung.

Penerapan di rumah: Jika Moms memiliki akuarium atau kolam ikan di rumah, ajak anak menghitung ikan di dalamnya. Untuk menaikkan semangat si kecil, Moms bisa berikan permen atau cokelat, tapi sebelum dimakan, ajak anak menghitung jumlah permen atau cokelat yang ada, baru kemudian memakannya.

9. Konsep ruang: mengisi, mengosongkan.

Penerapan di rumah: Dapat dilakukan saat mandi, sediakan bak mandi atau kolam karet, lalu minta anak untuk mengisinya dengan air. Setelah penuh, dengan menggunakan gayung atau wadah lainnya, ajak si kecil untuk mandi, dengan begitu, ia akan melihat proses berkurangnya air sehingga bak mandinya kosong.

10. Konsep waktu: mulai, berhenti.

Penerapan di rumah: Adakan perlombaan, ajak anak dan teman sebayanya di rumah. Jenis lomba dapat disesuaikan, misalnya lomba mencari permen yang Anda sembunyikan di sekeliling rumah. Beritahu pada mereka batas waktu yang ditentukan. Pada hitungan ke 1 mereka mulai mencari dan pada hitungan ke 10 mereka harus berhenti, misalnya. (Sumber: Mom&Kiddie) (nsa)

The last day: Unforgetable christmas moment

Hari Sabtu, 24 Dec 2011 adalah hari terakhirku di kantor.
Sudah kurencanakan sebelumnya, bagi-bagi coklat sama handmade cards (made by myself..hmm).
Kali itu aku pakai baju yang sporty. Pake sepatu kets juga (gress belum kepakai, gara2 dulu beli buat badminton, tapi terus ga jadi main).
Actually, this is my style. I like sporty cloth.
Tak lupa bawa Canon kesayangan ^^
Balikin baju seragam yang dicuci sehari sebelumnya.

Ngomong-ngomong soal hand made cards...inspirasinya datang pagi-pagi, waktu aku lagi otw ke kantor.
Aku mau n (berharap) aku bisa kasi kesan yang sedikit berbeda dari teman-teman kantor yang sudah resign sebelumnya. Biasanya waktu pamitan meraka bagi2 nasi kotak, atau snack atau lainnya.
Yeah...this time, I'd like to make it different.
Kalau nasi kotak, agak berat di ongkos, mengingat tanggal tua nih :P
Jadi aku pikir kasi coklat Silver Queen aja.
Terus, mengadopsi tradisi altoers (my other memorable workplace), dimana anak yang resign dapat kreasi design dari kita, kali ini aku mau sebaliknya.
Berhubung lagi getol-getolnya bikin scrap book buat Vino..aku ada ide bikin card sendiri untuk teman-teman.

Yah, proyek scrap booknya ditunda dulu. Bikin +- 14-15 kartu. Cari ide dari internet, trus masing-masing sukanya apa, ciri-cirinya gimana, aku coba cocokin. It's not that easy you know. Bikin kartu sama ngantuk2 setelah Vino tidur, mikirin design, gambar pakai tangan (I'm not good at it). Diselingi sama nonton drama Korea (thanks to Sofi hehehe).
Seminggu sebelum launching baru kepikir, masa kartunya gak dikasi baju? Mau bikin ragu2, sempat ndak...terus antara iya mau bikin dan males hehe..
Akhirnya, pas mampir ke toko dekat rumah, lihat ada kertas lipat.
Wah cocok nih, buat dijadiin amplop.
Abis beli, bingung...bikin amplopnya gimana.
Pas coba bikin, awal-awal gak rapi (sorry ya baut yang dapat amplop agak lecek hihi...)
Tapi akhirnya dapet juga caranya ^^v

hand made cards for friends


Hari H, datang lebih awal. Biasa...foto2 (*smileeee)
Trus beres-beres laci, nitip kerjaan. Made some calls, buat pamit.
Sehari sebelumnya, aku kirimin teman di cabang online greeting card.
Niat banget ya. Itu aja gak kepikir sebelumnya.
Pamitan sama teman-teman di domestik, kasir, accounting (+ foto2 tentunya...gak ketinggalan donk) :P
Dari awal cengar cengir n banyak smile, tapi waktu pamitan sama Babe (sebutan buat Big Bos) kok jadi sentimentil.....hiks hiks...
Waktu salaman, tiba-tiba aja keluar air mata. Padahal dari awal aku udah niat "NO TEAR"
Yah..menurut cerita teman-teman di bawah, ada sebagian dari sisinya yang bikin mereka kesal, merasa tak adil dll...tapi menurutku, aku merasa ada sifat kebapakan juga. Apalagi aku juga tahu, dia salah satu tokoh gereja dan awal2 banyak bantu aku (apalagi waktu undercollect gede-gedean dulu).
Manusia tak luput dari kesalahan bukan?
Lanjut...foto2 sama anak-anak pake segala macem gaya hahaha (pada narsis semua).
Kalau foto outdoor, bisa lebih lama lagi neh.


morning photo shoot
my beloved manager

pak totok n pak eri (engkong)
us-one team
I miss you guys.
I think, this is my Xmas gift. 

Thanks, Jesus :*



Friday, December 23, 2011

Children Learn What They Live

If children live with criticism, they learn to condemn.
If children live with hostility, they learn to fight.
If children live with fear, they learn to be apprehensive.
If children live with pity, they learn to feel sorry for themselves.
If children live with ridicule, they learn to feel shy.
If children live with jealousy, they learn to feel envy.
If children live with shame, they learn to feel guilty.
If children live with encouragement, they learn confidence.
If children live with tolerance, they learn patience.
If children live with praise, they learn appreciation.
If children live with acceptance, they learn to love.
If children live with approval, they learn to like themselves.
If children live with recognition, they learn it is good to have a goal.
If children live with sharing, they learn generosity.
If children live with honesty, they learn truthfulness.
If children live with fairness, they learn justice.
If children live with kindness and consideration, they learn respect.
If children live with security, they learn to have faith in themselves and in those about them.
If children live with friendliness, they learn the world is a nice place in which to live.



By Dorothy Law Nolte, Ph.D.

Resep Udang : Galantine Udang


Bahan:


250 g udang kupas, potong-potong
1 lembar roti tawar, potong-potong
1 butir telur ayam
½ sdt merica bubuk
1 sdt garam
20 g wortel, cincang halus
2 sdm daun bawang iris halus

Saus:
1 sdm margarin
1 siung bawang putih, cincang
4 sdm saus tomat
½ sdt gula pasir
½ sdt merica bubuk
1 sdt garam
300 ml kaldu
1 sdt tepung maizena

Cara membuat:

  • Masukkan semua bahan ke dalam foodprocessor kecuali wortel, proses hingga lembut.
  • Tambahkan wortel dan daun bawang, aduk rata.
  • Ratakan adonan udang di atas selembar plastik.
  • Gulung hingga rapi. Bungkus hingga rapat.
  • Kukus dalam kukusan panas selama 30 menit hingga matang.
  • Angkat dan dinginkan.
  • Goreng dalam minyak panas hingga kecokelatan warnanya.
  • Potong-potong melintang.
  • Sajikan dengan Sausnya.
  • Saus : Tumis bawang bombay hingga layu.
  • Masukkan bahan lainnya.
  • Tuangi larutan maizena.
  • Didihkan hingga kental. Angkat.
Untuk 12 potong


Ayam Panggang Kentang



Bahan: 

  • 250 g daging ayam, potong-potong 1/2 sdt merica bubuk 
  • 1 sdt garam 
  • 75 g tepung terigu 
  • Minyak goreng 
  • 150 g kentang, kupas, potong-potong, rebus sebentar 
  • 75 g bawang Bombay, iris kasar 


Saus:

  • aduk rata 100 ml mayones 
  • 1 sdt mustard Dijon 
  • 1/2 sdt merica bubuk 
  • 1 sdt garam 
  • 1 sdm keju cheddar parut 
  • 1 sdt peterseli cincang 



Cara membuat:
  • Aduk potongan ayam dengan merica dan garam hingga rata.
  • Balut tiap potongan ayam dengan tepung terigu hingga rata.
  • Goreng dengan sedikit minyak panas hingga agak kering. Angkat.
  • Taruh ayam dalam mangkuk tahan panas. Beri kentang dan bawang Bombay.
  • Siram dengan Sausnya.
  • Panggang dalam oven panas (dengan api atas) selama 15 menit.
  • Angkat, sajikan hangat.
Untuk 2 orang


source: detikfood.com

Wednesday, December 21, 2011

Tahu Isi Udang


Pagi ini coba resep (modifikasi) dari aplikasi "Makan Apa" (download dari detikfood.com)
Di resep kreasi William Wongso ada tahu isi udang.
Aku coba bikin, tapi dimodifikasi sama resep keluarga sendiri hehe...
Karena ini resep buat Vino, porsi makan 1 hari, jadi jumlahnya sedikit saja, dan takaran juga pakai ilmu kira-kira.

Bahan:

  • 10-15 ekor udang kupas
  • Garam, merica
  • Tahu
  • 1-2 siung bawang putih, haluskan
  • 1 butir telur 
  • 1 daun bawang
  • Seledri
  • 1/2 sendok makan tepung maizena


Cara: 

  • Potong tahu bentuk kotak agak tebal. Rendam air garam 5-10 menit. 
  • Goreng 1/2 matang. Belah tengahnya, jangan sampai putus (boleh juga dikeruk tengahnya, dicampur dengan adonan udang)
  • Haluskan udang, bawang putih. 
  • Campur dengan kuning telur, garam, merica, daun bawang, seledri. 
  • Taburi dengan tepung maizena, aduk rata
  • Masukkan adonan udang ke dalam tahu yang sudah dibelah, olesi luarnya dengan putih telur. 
  • Kukus 15-20 menit. 
  • Sajikan hangat

Flash Cards Vegetables

Vegetables

Flash Cards Transportation

Transportation

Flash Cards Cloths

Cloths

Cloths 2

Flash Cards Farm Animals

Farm english

Farm indo

Flash Cards Colors

Color-english

Color-indo

Monday, December 19, 2011

Flash cards

Waktu Vino masih 3 bulan, aku mulai bikinin flash card.
Pertama coba metode Glenn Doman. Tapi waktu tanya2, ternyata card nya mahal sekali, bisa sampai jutaan X_X...so aku coba bikin sendiri, berlanjut ke flash cards bergambar yang aku dapat dari beberapa web. 

Posting flash cards di sini tidak bermaksud untuk publikasi, tapi ke koleksi pribadi. 
Ada beberapa source yang sudah tertera di flash cards, ada yang tidak (dan aku lupa dapat di mana). 
Silakan kalau ada teman-teman yang berminat men-download

Number-english



Number indo

Count down

This is my last week work here. 
About 8 months ago, I decided to quit my job in travel agent, coz my mom was sick for a week.
Mom tidak sanggup lagi mengasuh Vino sewaktu aku bekerja.
Vino anaknya aktif sekali, kepala batu, sering ga mau nurut, dll yang bikin mom stress.
Jadi, karena sering marah2. tekanan darah naik.
Singkat cerita, aku terpaksa cuti  seminggu. Di satu sisi, tidak enak juga (sungkan) ninggalin kantor lama2.
Di lain sisi, aku juga tidak bisa ninggalin Vino, apalagi tante & cece (kakak perempuan) setengahnya nyalahin Vino.
Aku rasa, sudah waktunya aku quit. Sebenarnya sudah beberapa lama mom minta aku berhenti, tapi waktu itu tidak bisa, karena beberapa teman kantor baru keluar juga. Lagian waktu itu aku masih ragu2.

Setelah berunding dengan suami, dan dia setuju...aku mengajukan surat resign.
Ealah...ternyata belum di-acc. Karena kondisi kantor baru saja ditinggal manager, tiketing senior juga mau cuti melahirkan dan yang lain masih baru-baru. So, setelah tarik ulur, akhirnya disetujui aku resign after Christmas (bayangin...jadi molor 1/2 tahun-an).

So...this is it :)
They tried to hold me here, but unfortunately.. I can't fulfill it.
During the last weeks here, I got some insights.
I'm grateful coz they like my work and appreciate me.
I'm grateful coz their trust.
I'm grateful coz God give me inspiration to make a gift to my friends (hope they like it)-
This is altoers tradition. Usually, altoers gave a memorabilia to workmates whom was intend to leave.
But this time, I'd like to do it :)

"We cannot do great things on this Earth, only small things with great love."-
- Mother Teresa

Saturday, December 17, 2011

Resep tahu: Perkedel Tahu Udang

Bahan :
2 buah tahu putih 
1 sdm udang cincang 
1 buah bawang Merah, cincang halus 
1 butir telur ayam 
1 sdm tepung sagu 
2 sdm tauge
1 sdt garam
½ sdt gula pasir

Cara Membuat : 

  • Haluskan tahu dengan sendok makan.
  • Tambahkan udang cincang, irisan bawang merah, telur ayam, gula, dan garam.
  • Aduk hingga tercampur rata.
  • Masukkan tepung sagu dan tauge, aduk hingga tercampur rata.
  • Sendoki atau bentuk adonan sesuai selera.
  • Goreng dalam minyak panas dan banyak hingga kuning kecokelatan.
  • Angkat dan tiriskan.
  • Sajikan hangat.
Untuk 12 buah 


source: detikfood.com

Ayam Masak Kuning

Posting soal resep-resep ini aku coba share. 
Semua ini kumpulan koleksi pribadi yang aku ambil dari web lain. 
Sering kali bingung masakin apa buat si Vino, jadi rajin browsing cari resep. 
Semoga bisa membantu bunda lain yang puyeng kayak aku mau masak apa ^^



Bahan :
1 sdm minyak goreng
2 siung bawang putih, cincang halus
¼ buah bawang Bombay, cincang halus
1 ruas jari kunyit, iris tipis
2 lembar daun jeruk
150 gr fillet ayam, potong dadu
1 buah wortel, potong dadu kecil
50 gr buncis, potong-potong
50 gr DANCOW batita,larutkan dengan air hangat
250 ml air hangat
1 sdt seledri,cincang halus
Cara Membuat :
  1. Panaskan minyak goreng lalu tumis bawang putih dan bawang Bombay,kunyit,daun jeruk, hingga harum
  2. Masukkan ayam, masak hingga berubah warna. Masukkan wortel dan buncis aduk rata lalu tuang larutan DANCOW, masak hingga matang, taburi seledri cincang, sajikan
    ** Kalau dancow tidak ada, bisa diganti susu lain. Aku pakai susu ultra yang plain.

Friday, December 16, 2011

Gadis Penjual Korek Api


Di malam natal, orang-orang berjalan dengan wajah yang gembira memenuhi jalan di kota. Di jalan itu ada seorang gadis kecil mengenakan pakaian compang-camping sedang menjual korek api. "Mau beli korek api?" "Ibu, belilah korek api ini." "Aku tidak butuh korek api, sebab di rumah ada banyak." Tidak ada seorang pun yang membeli korek api dari gadis itu.
Tetapi, kalau ia pulang tanpa membawa uang hasil penjualan korek api, akan dipukuli oleh ayahnya. Ketika akan menyeberangi jalan. Grek! Grek! Tiba-tiba sebuah kereta kuda berlari dengan kencangnya. "Hyaaa! Awaaaaas!" Gadis itu melompat karena terkejut. Pada saat itu sepatu yang dipakainya terlepas dan terlempar entah ke mana. Sedangkan sepatu sebelahnya jatuh di seberang jalan. Ketika gadis itu bermaksud pergi untuk memungutnya, seorang anak lakilaki memungut sepatu itu lalu melarikan diri. "Wah, aku menemukan barang yang bagus."
Akhirnya gadis itu bertelanjang kaki. Di sekitarnya, korek api jatuh berserakan. Sudah tidak bisa dijual lagi. Kalau pulang ke rumah begini saja, ia tidak dapat membayangkan bagaimana hukuman yang akan diterima dari ayahnya. Apa boleh buat, gadis itu membawa korek api yang tersisa, lalu berjalan dengan sangat lelahnya. Terlihatlah sinar yang terang dari jendela sebuah rumah. Ketika gadis itu pergi mendekatinya, terdengar suara tawa gembira dari dalam rumah.
Di rumah, yang dihangatkan oleh api perapian, dan penghuninya terlihat sedang menikmati hidangan natal yang lezat. Gadis itu meneteskan air mata. "Ketika ibu masih hidup, di rumahku juga merayakan natal seperti ini." Dari jendela terlihat pohon natal berkelipkelip dan anak-anak yang gembira menerima banyak hadiah. Akhirnya cahaya di sekitar jendela hilang, dan di sekelilingnya menjadi sunyi.
Salju yang dingin terus turun. Sambil menggigil kedinginan, gadis itu duduk tertimpa curahan salju. Perut terasa lapar dan sudah tidak bisa bergerak. Gadis yang kedinginan itu, menghembus-hembuskan nafasnya ke tangan. Tetapi, sedikit pun tak menghangatkannya. "Kalau aku menyalakan korek api ini, mungkin akan sedikit terasa hangat." Kemudian gadis itu menyalakan sebatang korek api dengan menggoreskannya di dinding.
Crrrs Lalu dari dalam nyala api muncul sebuah penghangat. "Oh, hangatnya." Gadis itu mengangkat tangannya ke arah tungku pemanas. Pada saat api itu padam, tungku pemanaspun menghilang. Gadis itu menyalakan batang korek api yang kedua. Kali ini dari dalam nyala api muncul aneka macam hidangan.
Di depan matanya, berdiri sebuah meja yang penuh dengan makanan hangat. "Wow! Kelihatannya enak." Kemudian seekor angsa panggang melayang menghampirinya. Tetapi, ketika ia berusaha menjangkau, apinya padam dan hidangan itu menghilang. Gadis itu segera mengambil korek apinya, lalu menyalakannya lagi. Crrrs!
Tiba-tiba gadis itu sudah berada di bawah sebuah pohon natal yang besar. "Wow! Lebih indah daripada pohon natal yang terlihat dari jendela tadi." Pada pohon natal itu terdapat banyak lilin yang bersinar. "Wah! Indah sekali!" Gadis itu tanpa sadar menjulurkan tangannya lalu korek api bergoyang tertiup angin. Tetapi, cahaya lilin itu naik ke langit dan semakin redup. Lalu berubah menjadi bintang yang sangat banyak.
Salah satu bintang itu dengan cepat menjadi bintang beralih. "Wah, malam ini ada seseorang yang mati dan pergi ke tempat Tuhan,ya... Waktu Nenek masih hidup, aku diberitahu olehnya." Sambil menatap ke arah langit, gadis itu teringat kepada Neneknya yang baik hati. Kemudian gadis itu menyalakan sebatang lilin lagi. Lalu di dalam cahaya api muncul wujud Nenek yang dirindukannya. Sambil tersenyum, Nenek menjulurkan tangannya ke arah gadis itu.
"Nenek!" Serasa mimpi gadis itu melo ' mpat ke dalam pelukan Nenek. "Oh, Nenek, sudah lama aku ingin bertemu' " Gadis itu menceritakan peristiwa yang dialaminya, di dalam pelukan Nenek yang disayanginya. "Kenapa Nenek pergi meninggalkanku seorang diri? Jangan pergi lagi. Bawalah aku pergi ke tempat Nenek." Pada saat itu korek api yang dibakar anak itu padam. "Ah, kalau apinya mati, Nenek pun akan pergi juga. Seperti tungku pemanas dan makanan tadi..."
Gadis itu segera mengumpulkan korek api yang tersisa, lalu menggosokkan semuanya. Gulungan korek api itu terbakar, dan menyinari sekitarnya seperti siang harl. Nenek memeluk gadis itu dengan erat. Dengan diselimuti cahaya, nenek dan gadis itu pergi naik ke langit dengan perlahan-lahan. "Nenek, kita mau pergi ke mana?" "Ke tempat Tuhan berada."
Keduanya semakin lama semakin tinggi ke arah langit. Nenek berkata dengan lembut kepada gadis itu, "Kalau sampai di surga, Ibumu yang menunggu dan menyiapkan makanan yang enak untuk kita." Gadis itu tertawa senang. Pagi harinya. Orang-orang yang lewat di jalan menemukan gadis penjual korek api tertelungkup di dalam salju. "Gawat! Gadis kecil ini jatuh pingsan di tempat seperti ini." "Cepat panggil dokter!"
Orang-orang yang berkumpul di sekitarnya semuanya menyesalkan kematian gadis itu. Ibu yang menolak membeli korek api pada malam kemarin menangis dengan keras dan berkata, "Kasihan kamu, Nak. Kalau tidak ada tempat untuk pulang, sebaiknya kumasukkan ke dalam rumah." Orang-orang kota mengadakan upacara pemakaman gadis itu di gereja, dan berdoa kepada Tuhan agar mereka berbuat ramah meskipun pada orang miskin.

The Gingerbread Man

An old woman was baking one day, and she made some gingerbread. She had some dough left over, so she made the shape of a little man. She made eyes for him, a nose and a smiling mouth all of currants, and placed more currants down his front to look like buttons. Then she laid him on a baking tray and put him into the oven to bake.
After a little while, she heard something rattling at the oven door. She opened it and to her surprise out jumped the little gingerbread man she had made. She tried to catch him as he ran across the kitchen, but he slipped past her, calling as he ran:
"Run, run, as fast as you can,
You can't catch me, I'm the gingerbread man!"
She chased after him into the garden where her husband was digging. He put down
his spade and tried to catch him too, but as the gingerbread man sped past him he called over his shoulder:
"Run, run, as fast as you can,
You can't catch me, I'm the gingerbread man!"
As he ran down the road he passed a cow. The cow called out, "Stop, gingerbread man! You look good to eat!" But the gingerbread man laughed and shouted over his shoulder:
"I've run from an old woman
And an old man.
Run, run, as fast as you can,
You can't catch me, I'm the gingerbread man!"
The cow ran after the old woman and the old man, and soon they all passed a horse. "Stop!" called out the horse, "I'd like to eat you." But the gingerbread man called out:
"I've run from an old woman
And an old man,
And a cow!
Run, run, as fast as you can,
You can't catch me, I'm the gingerbread man!"
He ran on, with the old woman and the old man and the cow and the horse following, and he went past a party of people haymaking. They all looked up as they saw the gingerbread man, and as he passed them he called out:
"I've run from an old woman,
And from an old man,
And a cow and a horse.
Run, run, as fast as you can,
You can't catch me, I'm the gingerbread man!"
The haymakers joined in the chase behind the old woman and the old man, the cow and the horse, and they all followed,him as he ran through the fields. There he met a fox, so he called out to the fox:
"Run, run, as fast as you can,
You can't catch me, I'm the gingerbread man!"
But the sly fox said, "Why should I bother to catch you?" although he thought to himself, "That gingerbread man would be good to eat."

 Just after he had run past the fox the  gingerbread man had to stop because he came to a wide, deep, swift-flowing river.
 The fox saw the old woman and the  old man, the cow, the horse and the haymakers all chasing the gingerbread man so he said,
"Jump on my back, and I'll take you across the river!" The gingerbread man jumped on the fox's back and the fox began to swim.
As they reached the middle of the river, where the water was deep, the fox said,
"Can you stand on my head, Gingerbread Man, or you will get wet." So the gingerbread man pulled himself up and stood on the fox's head.
As the current flowed more swiftly, the fox said,  
"Can you move on to my nose, Gingerbread Man, so that I can carry you more safely? I would not like you to drown." The gingerbread man slid on to the fox's nose. But when they reached the bank of the river, the fox suddenly went snap! The gingerbread man disappeared into the fox's mouth, and was never seen again.

source: http://www.childrenstory.info

Asal Mula Guntur



Dahulu kala peri dan manusia hidup berdampingan dengan rukun. Mekhala, si peri cantik dan pandai, berguru pada Shie, seorang pertapa sakti. Selain Mekhala, Guru Shie juga mempunyai murid laki-laki bernama Ramasaur. Murid laki-laki ini selalu iri pada Mekhala karena kalah pandai. Namun Guru Shie tetap menyayangi kedua muridnya. Dan tidak pernah membedakan mereka.
Suatu hari Guru Shie memanggil mereka dan berkata, “Besok, berikan padaku secawan penuh air embun. Siapa yang lebih cepat mendapatkannya, beruntunglah dia. Embun itu akan kuubah menjadi permata, yang bisa mengabulkan permintaan apapun.” Mekhala dan Ramasaur tertegun. Terbayang oleh Ramasaur ia akan meminta harta dan kemewahan. Sehingga ia bisa menjadi orang terkaya di negerinya. Namun Mekhala malah berpikir keras. Mendapatkan secawan air embun tentu tidak mudah, gumam Mekhala di dalam hati.
Esoknya pagi-pagi sekali kedua murid itu telah berada di hutan. Ramasaur dengan ceroboh mencabuti rumput dan tanaman kecil lainnya. Tetapi hasilnya sangat mengecewakan. Air embun selalu tumpah sebelum dituang ke cawan. Sebaliknya, Mekhala dengan hati-hati menyerap embun dengan sehelai kain lunak. Perlahan diperasnya lalu dimasukan ke cawan. Hasilnya sangat menggembirakan. Tak lama kemudian cawannya telah penuh. Mekhala segera menemui Guru Shie dan memberikan hasil pekerjaannya.
Guru Shie menerimanya dengan gembira. Mekhala memang murid yang cerdik. Seperti janjinya, Guru Shie mengubah embun itu menjadi sebuah permata sebesar ibu jari. ” Jika kau menginginkan sesuatu, angkatlah permata ini sejajar dengan keningmu. Lalu ucapkan keinginanmu,” ujar Guru Shie. Mekhala mengerjakan apa yang diajarkan gurunya, lalu menyebut keinginannya. Dalam sekejap Mekhala telah berada di langit biru. Melayang-layang seperti Rajawali. Indah sekali.
Sementara itu, baru pada senja hari Ramasaur berhasil mendapat secawan embun. Hasilnya pun tidak sejernih yang didapat Mekhala. Tergopoh-gopoh Ramasaur menyerahkannya pada Guru Shie. “Meskipun kalah cepat dari Mekhala, kau akan tetap mendapat hadiah atas jerih payahmu,” kata Guru Shie sambil menyerahkan sebuah kapak sakti. Kapak itu terbuat dari perak. Digunakan untuk membela diri bila dalam bahaya. Bila kapak itu dilemparkan ke sasaran, gunung pun bisa hancur.
Ternyata Ramasaur menyalahgunakan hadiah itu. Ia iri melihat Mekhala yang bisa melayang-layang di angkasa. Ramasaur segera melemparkan kapak itu ke arah Mekhala. Tahu ada bahaya mengancam, Mekhala menangkis kapak itu dengan permatanya. Akibatnya terjadilah benturan dahsyat dan cahaya yang sangat menyilaukan. Benturan itu terus terjadi hingga saat ini, berupa gelegar yang memekakkan telinga. Orang-orang menyebutnya “guntur”.

Asal Mula Rumah Siput



Dahulu kala, siput tidak membawa rumahnya kemana-mana… Pertama kali siput tinggal di sarang burung yang sudah ditinggalkan induk burung di atas pohon .
Malam terasa hangat dan siang terasa sejuk karena daun-daun pohon merintangi sinar matahari yang jatuh tepat ke sarang tempat siput tinggal. Tetapi ketika musim Hujan datang, daun-daun itu tidak bisa lagi menghalangi air hujan yang jatuh,.. siput menjadi basah dan kedinginan terkena air hujan.
Kemudian siput pindah ke dalam lubang yang ada di batang pohon, Jika hari panas, siput terlindung dengan baik, bahkan jika hujan turun, siput tidak akan basah dan kedinginan. Sepertinya aku menemukan rumah yang cocok untukku, gumam siput dalam hati.
Tetapi di suatu hari yang cerah, datanglah burung pelatuk ,, tok..tok…tok…burung pelatuk terus mematuk batang pohon tempat rumah siput, siput menjadi terganggu dan tidak bisa tidur,
Dengan hati jengkel, siput turun dari lubang batang pohon dan mencari tempat tinggal selanjutnya. Siput menemukan sebuah lubang di tanah, kelihatannya hangat jika malam datang, pikir siput. Siput membersihkan lubang tersebut dan memutuskan untuk tinggal di dalamnya, tetapi ketika malam datang, tikus-tikus datang menggali dari segala arah merusak rumah siput. Apa mau dikata, siput pergi meninggalkan lubang itu untuk mencari rumah baru….
Siput berjalan terus sampai di tepi pantai penuh dengan batu karang. Sela-sela batu karang dapat menjadi rumahku !!! siput bersorak senang, aku bisa berlindung dari panas matahari dan hujan, tidak aka nada burung pelatuk yang akan mematuk batu karang ini, dan tikus-tikus tidak akan mampu menggali lubang menembus ke batu ini.
Siput pun dapat beristirahat dengan tenang, tetapi ketika air laut pasang dan naik sampai ke atas batu karang, siput ikut tersapu bersama dengan ombak. Sekali lagi siput harus pergi mencari rumah baru. Ketika berjalan meninggalkan pantai, siput menemukan sebuah cangkang kosong, bentuknya cantik dan sangat ringan….
Karena lelah dan kedinginan, Siput masuk ke dalam cangkang itu , merasa hangat dan nyaman lalu tidur bergelung di dalamnya.
Ketika pagi datang, Siput menyadari telah menemukan rumah yang terbaik baginya. Cangkang ini sangat cocok untuknya. Aku tidak perlu lagi cepat-cepat pulang jika hujan turun, aku tidak akan kepanasan lagi, tidak ada yang akan menggangguku, …. aku akan membawa rumah ini bersamaku ke manapun aku pergi.

source: http://www.ceritaanak.org

Saturday, December 10, 2011

Outing kantor

4.Dec.2011
Outing kantor lagi (akhirnyaaaa)...
Terakhir pas jaman kita2 masih single, sekarang udah pada ada buntutnya :P
Kali ini kita ke Jatim Park 1

Mejeng sebelum berangkat

Kumpul di kantor jam 7.
Vino langsung jadi artis. Banyak fans nya hehehe ....
Setengah jam kemudian berangkat dgn bus kantor.
Sekitar jam 10 baru sampai.

Tiket masuk untuk week day Rp 50.000/pax.
Kalau tingginya sudah 85 cm bayar tiket masuk (Vino 84cm, jadi pupuk bawang)


Cerah ceria di bus
Jatim Park 1 entrance


Vino tumben2 mau digandeng sama Seni (baju hijau), padahal baru kenal. Mau digendong akhirnya (ada baby sitter dadakan hihi..). Ternyata Seni udah biasa jaga keponakannya (jadi bau2 anak kecil gitu kali ^^ )



with Santa tree
Sayangnya Vino tidak bisa menikmati permainan karena terlalu kecil. Batas minimal 3 tahun.
Jadi kita cuma liat taman ikan sama bird park. Coba liat Robin Hood 3D.
Was was pertamanya, karena di dalam kan gelap. Ternyata setelah lampu bioskopnya dimatikan Vino gak protes. Dia senang pakai kacamatanya. Tapi setelah main, langsung minta keluar karena suaranya keras. He hates loud voice.
Liat papanya main trampoline, nangis......weleh weleeeh...
Main pasir, gak mau kakinya kena pasir...main ayunan, ga mau juga :(
Maunya..gendong! Aduh..(tapi memang minim main pasir & ayunan usia 3 tahun).
Lagian dianya udah capek.  Minta pulang.

Akhirnya setelah puas main (dan..FOTO-tentunya), rombongan pulang 16.30. Sampai di Surabaya sekitar jam 20.00 (pakai acara mampir di Senza).

Meskipun kita (aku n Vino) tidak seberapa bisa menikmati, but it's ok for me.
Karena it's a process. Ini adalah sebuah proses.
Proses belajar. Belajar mengenal lingkungan. Belajar bersosialisasi & interaksi. Yang penting, kita sudah mencoba. Hasil...itu nomer sekian :)

See you @ next outing
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...